Mungkin ketika kalian duduk di bangku SMA sering mendengar teori dari Charles Darwin tentang penciptaan manusia, atau mungkin kalian memelajari teori abiogenesis dimana para penemu teori ini memercayai bahwa makhkluk hidup berasal dari benda mati. Apakah kalian memercayainya? Apakah teri teori mereka ada benarnya? Dalam post ini saya akan menagnkis semua teori-teori tersebut melalui landasan Al-Quran dan Hadist. Selamat membaca !!!!
Proses Kejadian Manusia
Manusia
adalah makhluk dan bukan ada dengan sendirinya, tetapi dijadikan oleh Allah
swt. Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah telah dijelaskan dengan jelas mengenai
proses kejadian manusia. Seperti firman Allah swt. dalam surat Al-Insaan (76) :
2,
… (الإنسان : ٢)
“Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur …”. (QS. Al
Insaan (76) : 2).Dan juga seperti sabda Nabi saw. yang artinya:
“Sesungguhnya
setiap orang diantara kamu dikumpulkan pembentukan (kejadiannya) di dalam rahim
ibunya selama empatpuluh hari berupa nutfah (air yang kental / sperma) kemudian
menjadi segumpal darah selama itu juga, lalu menjadi gumpalan seperti daging
selama itu juga, hingga diutuslah Malaikat kepadanya, kemudian Malaikat itu
meniupkan ruh kepadanya, dengan sekaligus diperintah / ditentukan empat perkara
: (yaitu) rizkinya, ajalnya / umurnya, amal perbuatannya dan ditetapkan ia
celaka atau bahagia “. (Al
Hadits).
Selain itu, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
kedokteran yang semakin maju ini juga telah meneliti tentang proses kejadian
manusia ini yaitu sejak bertemunya sperma dan ovum dalam rahim ibu (masa
inkubasi) hingga terbentuk manusia yang dilahirkan ke dunia. Sekarang ini dalam
dunia kedokteran proses melahirkan manusia tidak hanya melalui rahim ibu,
tetapi bisa dengan proses bayi tabung misalnya. Bahkan yang terbaru dan perlu
ditanyakan sah tidaknya menurut Islam adalah seperti proses implantasi embrio
ke dalam rongga perut laki-laki, karena hal ini menyalahi kodrat yang telah
ditentukan bahwa yang melahirkan itu adalah seorang perempuan bukan seorang
laki-laki.
Terlepas
dari itu semua kita kembali ke pokok masalah, yaitu proses kejadian manusia. Dalam
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan yang
berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial.
Kedua, disebut dengan tahapan biologi.
Manusia pertama, Adam a.s. (keterangan lebih jelas di sub bab kedua, asal usul manusia)
diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min
shal (tanah liat), min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang
busuk) yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan
ruh dari-Nya ke dalam diri (manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr
(15):26,28,29, Al Mu’minuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman (55):4).
Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat
dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari
inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan
darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut
kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut
dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S, Al Mu’minuun
(23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim menyatakan bahwa ruh
dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia mengalami perkembangan 40 hari
nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah.
Al-Ghazali mengungkapkan proses penciptaan manusia dalam teori pembentukan
(taswiyah) sebagai suatu proses yang timbul di dalam materi
yang membuatnya cocok untuk menerima ruh. Materi itu merupakan sari pati tanah
liat nabi Adam a.s. yang merupakan cikal bakal bagi keturunannya. Cikal bakal
atau sel benih (nuthfah) ini yang semula adalah tanah liat
setelah melewati berbagai proses akhirnya menjadi bentuk lain (khalq akhar)
yaitu manusia dalam bentuk yang sempurna. Tanah liat berubah menjadi makanan
(melalui tanaman dan hewan), makanan menjadi darah, kemudian menjadi sperma
jantan dan indung telur. Kedua unsur ini bersatu dalam satu wadah yaitu rahim
dengan transformasi panjang yang akhirnya menjadi tubuh harmonis (jibillah)
yang cocok untuk menerima ruh. Sampai di sini prosesnya murni bersifat materi
sebagai warisan dari leluhurnya. Kemudian setiap manusia menerima ruhnya
langsung dari Allah disaat embrio sudah siap dan cocok menerimanya. Maka dari
pertemuan antara ruh dan badan, terbentuklah makhluk baru manusia.
Proses Penciptaan Rahim
Sains baru
mengetahui proses penciptaan di alam rahim setelah ditemukannya alat–alat
pemeriksaan modern. "Saya sungguh sangat membahagiakan bisa membantu
mengklarifikasi pernyataan Alquran tentang perkembangan manusia. Jelaslah bagi
saya, pernyataan (Alquran) itu pastilah turun kepada Muhammad dari Tuhan,"
papar Moore, ilmuwan terkemuka dalam bidang anatomi dan embriologi.
Menurut riset yang telah diteliti oleh para ahli sekarang, bahwa manusia itu tercipta dari satu sperma saja. Itu sangat sedikit sekali bila dibanding dengan sperma yang keluar dari laki-laki yang mencapai jutaan sperma.
Menurut riset yang telah diteliti oleh para ahli sekarang, bahwa manusia itu tercipta dari satu sperma saja. Itu sangat sedikit sekali bila dibanding dengan sperma yang keluar dari laki-laki yang mencapai jutaan sperma.
Seperti
firman Allah swt. dalam surat Al-Insaan (76) : 2,
… (الإنسان : ٢)
“Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur …”. (QS. Al
Insaan (76) : 2).
Sulalah adalah kata yang paling tepat dan cocok untuk
menggambarkan proses terbentuknya janin ini, karena satu dari jutaan sperma ini
bergerak menuju ke rahim untuk membuahi ovum dari wanita.
Tahap kedua disebut Alaqoh. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ( ‘Alaqoh ).” ‘Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan di tanah yang terkadang menempel di mulut binatang pada waktu minum di rawa – rawa (yaitu sebangsa lintah ).
Bentuk janin pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa membedakkan bentuk dan gambar keduanya.
Tahap ketiga, Mudghah (Segumpal Daging). Dalam kelanjutan surat al-Mukminun dijelaskan ''Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging.” Tahap keempat ditandai dengan muncul dan tumbuhnya tulang. “Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.”
Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat – alat fotografi.
Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dagin...'' Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.
Tahap keenam adalah perubahan janin ke bentuk yang lain. “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain..'' Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama dengan berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16 milimeter”
Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah: bahwa bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).
Begitulah, proses penciptaan janin di dalam rahim seorang ibu, hingga akhirnya melahirkan diusia kehamilan sembilan bulan. Sungguh Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Tahap kedua disebut Alaqoh. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah ( ‘Alaqoh ).” ‘Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan di tanah yang terkadang menempel di mulut binatang pada waktu minum di rawa – rawa (yaitu sebangsa lintah ).
Bentuk janin pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa membedakkan bentuk dan gambar keduanya.
Tahap ketiga, Mudghah (Segumpal Daging). Dalam kelanjutan surat al-Mukminun dijelaskan ''Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging.” Tahap keempat ditandai dengan muncul dan tumbuhnya tulang. “Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.”
Para ahli dan spesialis dalam bidang medis telah menyimpulkan bahwa tulang itu muncul sebelum daging sebagai penutupnya. Setelah itu barulah muncul daging. Ini hanya baru diketahui oleh para ahli pada zaman sekarang, itu pun dengan bantuan alat – alat fotografi.
Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan dagin...'' Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.
Tahap keenam adalah perubahan janin ke bentuk yang lain. “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain..'' Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama dengan berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16 milimeter”
Termasuk yang membedakan pada periode ini adalah: bahwa bentuk tulang berbentuk bengkok menyerupai bulan sabit, kemudian mulai berubah lurus dan tegap. Di tambah lagi ada sesuatu yang membedakan janin dengan makhluk hidup yang lain, yaitu sempurnanya bentuk tubuh pada pekan kedelapan.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, ”Seseorang dari kamu ditempatkan penciptaannya di dalam perut ibunya dalam selama empat puluh hari, kemudian menjadi `alaqah selama itu pula (40 hari), kemudian menjadi mudhghah selama itu pula (40 hari); kemudian Allah mengutus seorang malaikat lalu diperintahkan empat kalimat (hal), dan dikatakan kepadanya: Tulislah amal, rizki dan ajalnya, serta celaka atau bahagia-(nya); kemudian ditiupkan ruh padanya.” (Hadits riwayat Imam al-Bukhari dari `Abdullah).
Begitulah, proses penciptaan janin di dalam rahim seorang ibu, hingga akhirnya melahirkan diusia kehamilan sembilan bulan. Sungguh Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Referensi
http://www.gudangmateri.com/2010/12/proses-penciptaan-manusia-menurut-islam.html
Ropi Komala. (2016, Agustus ). Makalah Hadist Penciptaan Manusia QS Al-Baqarah ayat 30. Tulisan pada http://ropi-komala.blogspot.co.id/2016/08/makalah-hadist-penciptaan-manusia-qs-al.html
Fathurrohman8685. (2012, September ). Proses Kejadiang Manusia dan Nilai-Nilai di Dalamnya. Tulisan padahttps://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/19/proses-kejadian-manusia-dan-nilai-nilai-pendidikan-di-dalamnya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar